Thursday, June 18, 2015

Abbas Saad dan Sutradara yang Kabur

Ramai tuduhan adanya pengaturan skor pada hasil pertandingan Sea Games Indonesia masih menunggu adanya pembuktian dari pihak berwenang kalau orang yang ramai menuduh mempunyai niat menelusuri ini ke jalur hukum.

Sepakbola seperti hal lainnya didunia ini memang mempunyai dua sisi. Gelap dan terang. Asia Tenggara bukanlah tempat yang sepi dari perjudian sepakbola, sebaliknya cukup ramai. Pada tahun 2014 Vietnam menghukum 9 pemain dengan hukuman kurungan karena pengaturan skor. Tahun 2012 Malaysia menghukum18 pemain plus satu orang pelatih karena pengaturan skor. Bahkan seorang jurnalis yang dianggap pakar dalam kasus match fixing, Declan Hill, menganggap seharusnya Malaysia menjadi juara umum soal match fixing.

Kasus match fixing dalam penyelesaiannya lebih banyak menghukum para pelaku langsung dalam sepakbola. Bandar, runner dan para pelaku lainnya tetap bebas berkeliaran. Tapi mungkin ada satu orang pemain saja yang masih merasakan kegetiran kasus match fixing ( walaupun ia masih menyangkal keterlibatannya ) karena FIFA pernah memberlakukan larangan bermain dimanapun untuk dirinya.

Abbas Saad. Pemain Australia kelahiran Lebanon mungkin tidak akan pernah mau kembali ke Singapore FA jika saja ia tahu nasibnya bakal buruk. Tahun 1990 ia pernah bermain untuk perwakilan Singapura ini diliga Malaysia layaknya Lions XII saat ini di Malaysia Super League. Percobaan pertama pemain yang dijuluki "Singapore's Beckham" ini berjalan lancar. Sempat membela Johor dan Sydney Olympic, tahun 1993 ia kembali lagi ke Singapore FA.



Disinilah nasib buruk menghampirinya. Tuduhan ikut berperan dalam pengaturan skor pada beberapa pertandingan tertentu. Ia disebut - sebut membantu pemain asal Ceko, Michal Vana, yang memasang taruhan pada beberapa pertandingan.

Jika timnas U-23, tuduhan pengaturan skornya lebih kepada kekalahan, kasus Michal Vana yang menyeret Abbas Saad justru skor kemenangan. Abbas Saad yang hingga saat ini masih kebingungan dengan kenapa sebenarnya ia mesti dihukum oleh Pengadilan Singapura bahkan oleh FIFA, memastikan ia tidak ikut berperan membantu Michal Vana.

Michal Vana setelah memasang taruhan pada pertandingan tertentu, mendatangi Abbas Saad dan memohon agar Abbas Saad mencetak gol, karena Michal Vana memasang taruhan lawan Singapore FA kalah dengan banyak gol. 

Abbas menolak membantu Vana karena berkaitan dengan taruhan, tetapi soal mencetak gol tetap akan ia laksanakan karena posisi bermainnya adalah gelandang menyerang terkadang penyerang. Bahkan jumlah golnya pun lumayan.

Sampai saat ini Abbas Saad bersumpah ia tidak terlibat. Namun kasus ini keburu tercium pihak berwenang. Michal Vana sempat ditahan dengan 6 tuduhan pengaturan skor. Tapi yang paling menderita adalah Saad. Karena kemudian dengan menggunakan paspor berbeda Vana berhasil pulang ke negaranya hanya 2 hari menjelang sidang peradilannya. Michal Vana tidak pernah menginjakkan kaki ke Singapura sampai dengan detik ini.

Abbas Saad harus menerima hukuman denda 50.000 dolar, hukuman seumur hidup dari Federasi Sepakbola Singapura, dan hukuman bermain dari FIFA. Pengadilan memutuskan bahwa peran Abbas Saad sangat minim dalam pengaturan skor dengan sutradara Michal Vana. Pengadilan juga menganggap bahwa Abbas Saad berperan membantu dalam tiga pertandingan dan kemudian mundur tidak lagi membantu Vana.

Beruntung bagi Saad karena pada tahun 1996 FIFA mencabut sanksi atasnya. Ia pun kembali meneruskan karirnya bersama klub lamanya di Australia termasuk Sydney United dan Northern Spirit. Federasi Sepakbola Singapura sendiri mencabut sanksi atas mantan bintang mereka yang ikut membawa Singapore FA menjuarai Liga Malaysia 1994 pada tahun 2009.

Pria  dengan 4 caps untuk Australia yang kini bekerja disalah satu jaringan televisi sebagai pakar sepakbola pada akhirnya bertemu dengan Michal Vana, 17 tahun kemudian dengan bantuan Touchwood Productions yang membuat film dokumenter tentang Abbas Saad dengan judul "Turning Point In The Game --  The Abbas Saad Story". Film yang ditujukan sebagai konfirmasi dari Vana bahwa Saad tidak terlibat apa - apa.Bahkan menurut Saad, Vana mengucapkan maaf yang tertunda bertahun lamanya. Karena ia adalah satu - satunya yang bisa membebaskan Saad ketika itu tetapi malah kabur kembali ke Republik Ceko.

Abbas Saad "Singapore's Beckham" yang menjadi korban match fixing.

No comments:

Post a Comment