Wednesday, June 10, 2015

Lim Tong Hai dan Kisah Gol Bunuh Diri

Jika ada yang tidak suka Singapura menjadi tuan rumah Sea Games saat ini mungkin dia adalah mantan bek timnas, Lim Tong Hai. Memori buruk Sea Games 1993 masih menghantuinya.

Diperkuat 2 lulusan liga eropa, Fandi Ahmad dan Varadaraju Sundraamorthy, Singapura melaju ke babak semifinal Sea Games 1993. Layaknya tahun ini, Singapura berlaku sebagai tuan rumah dan tentunya ingin mempersembahkan medali emas kepada pendukung mereka.

Satu grup bersama Indonesia, Vietnam dan Filipina, meraih 2 kemenangan atas Vietnam dan Filipina kemudian imbang dengan Indonesia. Unggul selisih gol atas Indonesia, Singapura memasuki semifinal sebagai juara grup dan menantang Myanmar.



Myanmar lolos ke semifinal setelah menjadi runner up Grup A dibawah Thailand. Kekuatan mereka (seperti sekarang) cukup bagus dengan mencatatkan kemenangan atas Laos, Brunei dan Malaysia. Hanya sekali kekalahan atas Thailand.

Semifinal dilangsungkan pada 16 Juni 1993. Bertanding dikandang sendiri, National Stadium, Singapura langsung menggebrak dengan memimpin 2 gol hanya dalam waktu 23 menit. Segalanya seperti berjalan lancar sampai bencana terjadi.

Gebrakan Myanmar dari sisi kanan Singapura berhasil menembus kotak penalti Singapura, bola diumpankan ke tengah, kiper Singapura mencoba menghadang namun bola lolos. Dibelakangnya penyerang Myanmar siap mencocor bola, dan.......yes ia gagal menjangkau bola, tetapi bola dengan keras menghujam gawang Singapura, Lim Tong Hai tidak kuasa mengontrol bola yang datang deras dan membuat gol bunuh diri. 2-1 masih keunggulan Singapura. Lim Tong Hai terpuruk diatas rumput menyesali gol bunuh diri yang terjadi.

Kesialannya belum berhenti. Myanmar yang menekan sisi kanan Singapura berhasil melepaskan umpan lob ke kotak penalti. Bola dikejar oleh penyerang nomor 9 Myanmar yang ditempel ketat oleh Lim Tong Hai. Adu fisik antara keduanya menyebabkan bek berusia 24 tahun ini terjatuh, namun Lim masih berusaha menghalau bola keluar dengan kaki kanannya. Sial, bola malah melambung pelan ke arah gawangnya sendiri ketika kiper Singapura terlanjur naik untuk menjemput bola!!. 2-2, kedudukan imbang.



Tak berselang lama, Myanmar malah menambah gol. Babak pertama ditutup dengan keunggulan Myanmar. Beruntung masih ada "super steve" alias Steven Tan yang berhasil memberikan Singapura harapan dan memaksa babak II ditutup dengan skor 3-3.

Rupanya nasib memang tidak memihak Singapura, karena pertandingan yang dilanjutkan ke babak adu penalti ini akhirnya mengubur harapan Singapura untuk bersaing mendapatkan medali emas di babak final melawan Thailand yang disemifinal mengalahkan Indonesia. Myanmar menang setelah seorang algojo Singapura gagal melakukan eksekusi penalti.

Medali perunggu yang akhirnya dimenangkan setelah mengalahkan Indonesia mungkin cukup sebagai hiburan Singapura. Tapi bagi Lim Tong Hai, bahkan 22 tahun setelah kejadian itu, orang masih mengingat 2 gol bunuh dirinya. Ia masih ingat komentar pedas yang ia terima "Jika Andreas Escobar ditembak 6 kali karena gol bunuh diri di Piala Dunia 1994, Lim seharusnya mendapatkan 12 kali tembakan".

Lim menutup karir bermainnya pada tahun 2003. Beberapa klub seperti Geylang United, Tiong Bahru United, Tanjong Pagar United termasuk  Singapore FA diliga Malaysia pernah ia bela. Ia sempat menekuni karir sebagai manajer Geylang United setelah beberapa kali berganti peran dijajaran pelatih Geylang United.

Meski fans masih tidak bisa melupakan 2 gol bunuh dirinya, tetapi ketika itu ia mendapat banyak dukungan moril dari keluarga, rekan tim bahkan Menteri Pertahanan Singapura. "Dalam kehidupan, kesalahan adalah tidak terhindarkan" begitu Dr.Yeo menyemangati Lim.

Kenangan fans akan gol bunuh diri Lim Tong Hai seakan disegarkan oleh Lim ketika ia mencetak gol bunuh diri (kembali) dalam pertandingan Singapore legends vs Liverpool Legends yang didedikasikan untuk Aleksander Duric tahun 2014 kemarin.


No comments:

Post a Comment