Saturday, May 23, 2015

Dua Topskor Eredivisie Yang Gagal Di Premiere League

Ketika graziano pelle memutuskan untuk hijrah dari Feyenoord ke Southampton, striker Italia ini bisa dibilang mengambil langkah yang cukup beresiko. Bukan hanya beradaptasi dengan gaya sepakbola yang baru tetapi ia juga menyandang beban historis karena sebagai penyerang "lulusan" liga Belanda ia harus berkaca kepada kegagalan dua penyerang tajam eks Liga Belanda yang justru kehilangan ketajamannya ketika mereka memutuskan pindah ke Liga Inggris.


Mateja Kezman. Striker yang menghabiskan 4 musim bersama PSv Eindhoven. Membangun kerjasama apik bersama Arjen Robben dan mencetak 105 gol dari 122 penampilannya bersama PSV. Meraih gelar topskor Eredivisie pada musim 2000-2001, 2002-2003, dan 2003-2004. Chelsea ketika itu dimanajeri oleh Jose Mourinho meminang striker Serbia & Montenegro ini dimusim 2004-2005.

Sayang kontrak senilai 5.3 juta poundsterling serta jersey nomor 9 yang diwariskan oleh penyerang haus gol asal belanda Jimmy Floyd Hasselbaink tidak berarti banyak bagi Kezman. Tampil di 25 pertandingan, ia hanya mencetak 4 gol. Total 7 gol ia cetak untuk Chelsea diberbagai kompetisi musim itu. Padahal di Liga Belanda saldo golnya selalu menyentuh angka 20.

Tidak ada jawaban pasti kenapa ia sampai kehilangan ketajamannya. Pastinya ia menambah daftar striker haus gol yang menjadi mandul di Chelsea bersama Andriy Shevchenko, Adrian Mutu, Hernan Crespo dan Claudio Pizarro.

Setelah Chelsea ia harus berjuang menemukan kembali ketajamannya  bersama Atletico Madrid, PSG, Fenerbahce, bahkan hingga ke South China. Ternyata 20 gol adalah masa lalu baginya dan kemudian memutuskan untuk pensiun pada usia 32 tahun.

Jika Kezman membangun reputasinya di Eredivisie,Afonso Alves hanya butuh 2 musim untuk mencuri perhatian Eropa. Lima kali hattrick dan meraih posisi runner up dibawah Francesco Totti sebagai topskor seantero Eropa, ia pun diganjar kontrak 20 juta poundsterling oleh Middlesbrough.


Mungkin terlalu berlebihan karena striker Brazil ini baru saja bersinar bersama Heerenven setelah lama berkarir di Liga Swedia. Tetapi Gareth Southgate, manajer Middlesbrough, yakin Alves akan bersinar.

Secara kebetulan baik Kezman dan Alves adalah dua penyerang yang datang setelah Jimmy Floyd Hasselbaink pindah dari Chelsea dan Middlesbrough.

Alves yang menurut beberapa pendapat sebenarnya ga bagus - bagus amat untuk standar striker Brazil, rupanya harus berjuang keras bermain di Liga Inggris. Harus mengawali musim perdana dengan cedera ia masih terselamatkan dengan catatan 11 kali main 6 gol. Namun musim berikutnya ketika ia sehat wal afiat dan turun di 31 pertandingan ia hanya mampu mencetak 4 gol.

Ia pun mengakhiri durasi kontrak 4 musim menjadi hanya dua musim dan pindah ke benua asia sampai saat ini bertualang bersama klub al-Rayyan hingga al-Gharaffa termasuk meraih gelar topskor AFC Cup pada tahun 2010.

Beruntung bagi Graziano Pelle ia bisa melebihi kedua striker pendahulunya meskipun sempat puasa gol dalam 15 pertandingan. Sejauh ini ia sudah mencetak 12 gol dan pernah juga meraih gelar player of the month.

Mungkin juga raihannya tersebut karena ia tidak menjadi penerus Jimmy Floyd Hasselbaink.

No comments:

Post a Comment